Kamis, 24 Mei 2012

MENGHINDARI PERILAKU TERCELA

Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.(Berikut slide Materi Akhlaq Tercela)

DOWNLOAD

TASAWWUF


A.Pengertian Tasawwuf
Tasawuf /Tasawwuf atau Sufisme adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihkan akhlaq, membangun dhahir dan batin, untuk memperoleh kebahagiaan yang abadi. Tasawuf pada awalnya merupakan gerakan zuhud (menjauhi hal duniawi) dalam Islam, dan dalam perkembangannya melahirkan tradisi mistisme Islam.
1.Bahasa
Tasawuf adalah sebutan untuk mistisisme Islam. Dalam pandangan etimologi kata sufi mempunyai pengertian yang berbeda. Ada teori yang mengatakan bahwa kata sufi berasal bahasa Arab dari suf, yang berarti wol, pengertian ini merujuk kepada jubah dari wol sederhana yang dikenakan oleh para pelakunya. Teori etimologis lain menyatakan bahwa kata sufi berasal bahasa Arab dari safa, yang berarti kemurnian, kesucian yakni penekanan pelakunya pada kemurnian hati dan jiwa. Teori lain menyatakan bahwa etimologi dari sufi berasal dari ashab al suffa atau ahl al suffa yang dinisbahkan pada sekelompok muslim pada zaman Nabi yang menghabiskan waktu di Masjid Madinah yang menempati beranda masjid dan mendedikasikan waktunya untuk berdoa.
Berdasar pengertian etimologi diatas tasawuf berarti orang-orang yang tertarik kepada pengetahuan batin, orang-orang yang tertarik untuk menemukan suatu jalan atau praktik ke arah kesadaran dan pencerahan batin.
2.Istilah
Imam Junaid dari Baghdad (w.910) mendefinisikan tasawuf sebagai mengambil setiap sifat mulia dan meninggalkan setiap sifat rendah. Atau keluar dari budi perangai yang tercela dan masuk kepada budi perangai yang terpuji. Syekh Abul Hasan Asy Syadzili (w.1258), syekh sufi besar dari Arika Utara, mendefinisikan tasawuf sebagai praktik dan latihan diri melalui cinta yang dalam dan ibadah untuk mengembalikan diri kepada jalan Tuhan.
Menurut Ibn Khaldun: Tasawuf itu adalah semacam ilmu syar’iyah yang timbul kemudian dalam agama. Asalnya ialah bertekun ibadah dan memutuskan pertalian dengan segala selain Allah, hanya menghadap kepada Allah semata. Menolak hiasan-hiasan dunia, serta membenci perkara-perkara yang selalu memperdaya orang banyak, kelezatan harta-benda, dan kemegahan. Dan menyendiri menuju jalan Tuhan dalam khalwat dan ibadah”.
Syekh Ahmad Zorruq (w.1494) dari Maroko mendefinisikan tasawuf sebagai Ilmu yang dengannya Anda dapat memperbaiki hati dan menjadikannya semata-mata bagi Allah, dengan menggunakan pengetahuan Anda tentang jalan Islam,khususnya fiqih dan pengetahuan yang berkaitan, untuk memperbaiki amal Anda dan menjaganya dalam batas-batas syariat Islam agar kebijaksanaan menjadi nyata.
Menurut Syekh Ibn Ajiba (w.1809), tasawuf sebagai suatu ilmu yang dengannya Anda belajar bagaimana berperilaku supaya berada dalam kehadiran Tuhan yang Maha ada melalui penyucian batin dan mempermanisnya dengan amal baik. Syekh Asy Suyuthi mendefinisikan, Sufi sebagai orang yang bersiteguh dalam kesucian kepada Allah, dan berakhlak baik kepada makhluk.
Dari definisi tentang tasawuf di atas diperhatikan dan dipahami secara utuh, maka akan tampak selain berorientasi spiritual, tasawuf juga berorientasi moral. Dan dapat disimpulkan bahwa basis tasawuf ialah penyucian hati dan penjagaannya dari setiap cedera, dan bahwa produk akhirya ialah hubungan yang benar dan harmonis antara manusia dan Allah.
Jadi, sufi adalah orang yang telah dimampukan Allah untuk menyucikan hati dan menegakkan hubungannya dengan Dia dan ciptaan-Nya dengan melangkah pada jalan yang benar, sebagaimana dicontohkan dengan sebaik-baiknya oleh Nabi Muhammad SAW.


DOWNLOAD

ILMU JARH DAN TA’DIL

A. Pengertian jarh
Lafadz Jarh secara etimologi adalah melukai badan hingga mengeluarkan darah. Menurut terminologi ilmu hadis, kata al jarh berarti upaya mengungkap sifat-sifat tercela dari periwayat hadis yang menyebabkan lemah atau tertolakya riwayat yang disampaikan
Al Jarh menurut istilah yaitu terlihatnya sifat pada seorang perawi yang dapat menjatuhkan ke‘adalahannya, dan merusak hafalan dan ingatannya, sehingga menyebabkan gugur riwayatnya, atau melemahkannya hingga kemudian ditolak.
Menurut Asy Syaikh Manna' Al Qaththan, Al Jarh adalah terlihatnya sifat pada seseorang perawi yang dapat menjatuhkan ke adilannya, merusak hafalan dan ingatannya, sehingga menyebabkan gugur riwayatnya hingga kemudian ditolak.
Menurut para muhadditsin jarh ialah sifat seorang rawi yang dapat mencecatkan keadilan dan hafalannya, menunjukkan atau membayangkan kelemahan seorang rawi. Menjarh atau mentajrih seorang rawi berarti menyipati rawi tersebut dengan sifat-sifat yang menyebabkan kelemahan atau tertolak apa yang diriwayatkannya.

DOWNLOAD

HADIS DITINJAU DARI DITERIMA ATAU DITOLAKNYA MENJADI HUJAH

A.Hadis Maqbul
1.Pengertian Hadis Maqbul
Maqbul menurut bahasa adalah yang diambil, yang diterima dan yang dibenarkan. Sedangkan menurut istilah ahli hadis, hadis maqbul ialah hadis yang telah sempurna syarat-syarat penerimaannya .Adapun syarat-syarat penerimaan hadits menjadi hadits yang maqbul berkaitan dengan sanad-nya yang tersambung, diriwayatkan oleh rawi yang adil dan dhabit, dan dari segi matan yang tidak syadz dan tidak terdapat illat.
Hadits maqbul ialah hadits yang dapat diterima sebagai hujjah.Jumhur ulama sepakat bahwa hadits shohih dan hasan sebagai hujjah.Pada prinsipnya, baik hadits shohih maupun hadits hasan mempunyai sifat-sifat yang dapat diterima (Maqbul).Walaupun rawi hadits hasan kurang hafalannya dibanding dengan rawi hadits shohih, tetapi rawi hadits hasan masih terkenal sebagai orang yang jujur dan dari pada melakukan dusta.

DOWNLOAD

HADIS BERDASARKAN SIFAT SANAD

A.Hadis Muttasil
1.Pengertian Hadis Muttasil
Muttashil secara bahasa berarti bersambung sedangkan menurut istilah muhadditsin muttashil adalah hadis yang sanadnya bersambung-sambung dari setiap rawinya,baik sampai kepada nabi atau kepada sahabat. Hadis muttasil adalah hadis yang didengar oleh masing-masing rawinya dari rawi yang di atasnya sampai kepada ujung sanadnya.HadisMuttashil disebut juga hadis maushul. Hadis muttashil mencakup hadis muttashil marfu’ dan hadis muttashil mauquf.
Ibnu sholah berpendapat bahwasanya hadis muttashil yang tidak memuat sanad yang disandarkan pada tabi’in disebut hadis maqthu’, dan apabila hadis muttashil tersebut memuat sanad yang disandarkan pada tabi’in maka disebut marfu’ dan mauquf.

DOWNLOAD

Sembilan Aspek Pendidikan Muslim



Sembilan aspek pendidikan bagi Muslim Unggulan

Tak ada guru sehebat Nabi Muhammad shalallahu 'Alaihi Wa sallam, dan tak ada murid sehebat para sahabat Radhiyallahu'anhum. Umat ini tak akan menjadi baik kecuali dengan apa yang membuat menjadi baik generasi pertama itu. Nabi sebagai guru terbaik tidak berkata-kata, bersikap, dan bertindak kecuali dengna bimbingan dari Allah Subhaanahu wa ta'ala. Sedangkan para sahabat mengisi hari2nya selama lebih dari 20 tahun dengan semua keteladanan gurunya itu secara kreatif dan independen.

Berbagai usaha dilakukan para ulama dari berbagai zaman untuk menggali dan merumuskan manhaj Rasulullah serta tahap-tahapnya mandidik muslim generasi pertama menjadi manusia-manusia unggulan sepanjang masa. Diantara para ulama agung itu adalah Ibnu Qayyim al-Jauziyah (lahir di Damaskus 691 H) Hasan bin Ali Hasan al-Hijasy merangkum pemikiran Ibnu Qayyim yang tersebar itu dalam sebuah disertasi doktornya di fakultas ilmu-ilmu sosial jurusan tarbiyah Universitas Imam Muhammad bin Su'ud, Arab Saudi (manhaj Tarbiyah Ibnu Qayyim, Penerbit al-kautsar, Jakarta, Februari 2001)

Dibawah ini adalah tips untuk melakukan 9 jenis tarbiyah yang digali ibnu Qayyim rangkuman DR Hasan al-Hijazy itu.

1. Tarbiyah Imaniyah (mendidik iman)
Ada tiga sarana (wasilah) untuk mendidik iman. pertama, selalu mentadabburi (mengamati, mempelajari, menghayati) tanda-tanda kekuasaan Allah Dzat Pencipta serta keluasan rahmat dan hikmah perbuatan-Nya. Tadabur itu bisa dilakukan dengan penglihatan biasa (bashirah), bisa juga denga penalaran akal sehat, dengan mentadabur kekuasaan Allah, hasil-hasil ciptaan-Nya, gejala-gejala alam, kesempurnaan manusia, juga ayat-ayat al-qur'an.
kedua, selalu mengingat kematian yang penuh kepastian. ketiga, mendalami fungsi semua jenis ibadah sebagai salah satu cara mendidik iman. caranya denga banyak mengerjakan amal shalih yagn sendi utamanya adalah keikhlasan; juag memperbanyak do'a dan harapan kepada Allah semata; menghindari riya' dalam berbakti dan bertindak;mencintai firman Allah; berkeyakinan bahwa kelak akan berjumpa langsung dengan Allah; terakhir melanggengkan rasa syukur dalam keadaan apapun.

2. Trabiyah Ruhiyah (mendidik ruhani)
Ibnu Qayyim mencatat 7 cara melakukan tarbiyah ruhiyah, yaitu: memperdalam iman kepada hal-hal (ghaib) yang dikabarkan Allah seperti azab kubur, alam barzah, akhirat, hari perhitungan; memperbanyak dzikir dan sholat; melakukan muhasabah (intropeksi diri) setiap hari sebelum tidur; mentadaburi makhluk Allah yang banyak menyimpan bukti-bukti kekuasaan, ketauhidan, dan kesempurnaan sifat Allah; serta mengagungkan, menghormati, dan mengindahkan seluruh perintah dan larangan Allah.

3. Tarbiyah Fikriyah (mendidik pikiran)
kegiatan tafakur (merenung/berkonsentrasi) menurut ibnu Qayyim adalah menyingkap beberapa perkara da membedakan tingkatannya dalam timbangan kebaikan dan keburukan. dengan tafakur, seseorang bisa memebedakan antara yang hina dan yagn mulia, dan antara yg lebih buruk dari yang buruk. kata imam syafi'i "minta tolonglah atas pembicaraan mu dengan diam dan atas analisamu dengan tafakur ." ibnu Qayyim mengomentari kalimat itu dengan berkata "yang demikian itu dikarenakan tafakur adalah amalan hati, dan ibadah adalah amalan juwariyah(fisik), sedang kedudukan hati itu lebih muia daripada jawariyah, maka amal hati lebih mulia dari pada jawariya. disamping itu, tafakur bisa membawa seseorang pada keimanan yagn tak bisa diraih oleh amal semata." sebaik-baik tafakur adalah saat membaca Al-qur'an, yang akan mengantar manusia kepada ma'rifatullah (menganal Allah).

4. Tarbiyah 'Athifiyah (mendidik perasaan)
naluri (insting), kesediahan, kegambiraan, kemarahan, ketakutan, dan cinta merupakan perasaan-perasaan utama yagn selalu mendera manusia. sedangkan cinta adalah perasaan yang bisa menjadi motivasi paling kuat untuk menggerakkan manusia malakukan apapun. Maka Ibnu Qayyim memberi 11 resep menundukan perasaan cinta, yaitu: menanamkan perasaan yang kuat bahwa seorang hamba sangat buth Allah, bukan yagn lain; meyakinkan diri sendiri bahwa satu hati yang menjadi milik manusia harus dipenuhi hanya oleh satu cinta; mengokohkan perasaan bahwapemilik segala sesuatu di dunia ini hanya Allah semata; beribadah kepada Allah dengan nama-nama Yang Maha Awal, Maha Akhir, Maha Zhahir, dan Maha Batin demi menumbuhkan rasa fakir (butuh) kepada Allah; bersikap tegas bahwa tak ada yang lebih tinggi dan mulia kedudukannya sesudah Allah; menanamkan ma'rifat tentang betapa banyak nikmat Allah dan batapa banyak kelemahan kita; menanamkan ma'rifat bahwa Allah lah yang telah yang telah menciptakan semua perbuatan hambanya dan telah menanamkan iman didalam hatinya; menanamkan perasaan butuh pada hidayah Allah dalam setiap detik kehidupannya; serius memanjatkaqn do'a-do'a yagn meminta pertolongan Allah dalam menghadapi apapun; mananakan kesadaran penuh akan nikmat dan karunia-Nya yagn begitu banyak; serta, menanamkan ilmu bahwa cinta kepada Allah merupakan tuntutan iman.

5. Tarbiyah Khuluqiyah (mendidik akhlaq)
Misi utama Rasulullah dimuka bumi untuk menyempurnakan akhlaq manusia. contoh-contoh utama akhlak mulia yang diharapkan dari seorang manusia adalah sabar, syaja'ah(keberanian), al-itsar (mendahulukan kepentingan orang lain), syukur, jujur, dan amanah. cara mendidikkan akhlaq yang muia itu adalah: pertama, mengosongkan hati dari itikad dan kecintaan kepada segala hal yang bathil; kedua mengaktifkandan menyertakan seseorang dalam perbuatan baik (al-birr); ketiga, melatih dan membiasakan seseorang dalam perbuatan baik itu; keempat, memberi gambaran yagn buruk tentang akhlaq tercela; dan kelima, menunjukan bukti-bukti nyata sebagai buah dari akhlaq yang mulia.

6. Tarbiyah Ijtimaiyah (mendidik bermasyarakat)
Pendidikan kemasyarakatan yagn baik adalah yang selalu memperhatikan perasaan orang lain. seorang muslim dalam masyarakat tidak dibenarkan menyakiti saudaranya walaupun hanya dengan menebar bau yang tidak enak. Ibnu Qayyim berpendapat, tidak cukup hanya tidak menyakiti perasaan, seorang muslim harus mampu membahagiakan dan menyenangkan hati saudara-saudara di sekiarnya.

7. Tarbiyah Iradiyah (mendidik cita-cita)
Tarbiyah Iradiyah berfungsi mendidik setiap muslim untuk memiliku kecintaan terhadap sesuatu yang dicita-citakan, tegar menanggung erita di jalanny, sabar dalam menempuhnya mengingat hasil yang kelak akan diraihnya serta melatih jiwa dengan kesungguhan dalam beramal. Tanda-tanda iradah yang sehat adalah kegelisahan hati dalam mencari keridhaan Allah dan persiapan untuk bertemu dengan-Nya. seseorang yang iradahnya sehat juga aka bersedih karena menghabiskan waktu untuk sesuatu yang tidak diRidhai Allah. sedangkan iradah yang rusak akan lahir dalam bentuk penyakit ilmu, pengetahuan, dan keahlian yang berlawanan dengan syari'at Allah.

8. Tarbiyah badaniyah (mendidik jasmani)
Seorang muslim harus secara terprogram memeperhatikan unsur badan menjaganya dan memnuhi hak-haknya secara sempurna. Perhatikan yag demikian akan mengantarkan seseorang pada ketaatan penuh dan kesempurnaan dalam menjalankan semua yang diwajibkan Allah kepadanya. Tarbiyah badaniyah ini meliputi: pembinaan badan di waktu sehat; pengobatan di waktu sakit; pemenuhan kebutuhan gizi; serta olah raga (Tarbiyah riyadhah).

9. Tarbiyah Jinsiyah (pendidikan seks)
Insting seks merupakan sesuatu yang diciptakan Allah, yan gsegera diwadahi ielh satu-satunya lembaga halal yaitu pernikahan. Faedah dari seks (jima') menurut Ibnu Qayyim adalah: pertama, menjaga dan melestarikan kehidupan manusia; kedua, mengeluarkan sperma yang jika tertimbun terlalu lama dalam tubuh akan membahayakan kesehatan manusia; ketiga, wasilah untuk memenuhi hajat seksual dan untuk meraih kenikmatan batin dan biologis.
Tarbiyah Jinsiyah bisa dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut: memperbanyak pembicaraan tentang bahaya zinaq dan berbagai kerusakan yang ditimbulkan nya, termasuk ancaman terhadap dosa zina; menyebarluaskan peringatan dan penjelasan tentang bahaya serta kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan perilaku homoseksual; menjadikan kebiasaan untuk membatasi pandangan mata sebagai kebudayaan di tengah masyarakat; tidak berkata-kata maupun melangkahkan kaki kecuali kepada hal-hal yang pasti mendapat pahala Allah; menyatakan perang terhadap semua bentuk nafsu dan keinginan yang buruk; meniadakan waktu yang kosong; memerbanyak ibadah sunnah; melarang anak-anak bergaul dengan teman yang buruk akhlaknya; melarang anak-anak dengan keras untuk mendekati khamr (minuman keras); serta melindungi anak-anak dari penyimpangan fitrah kelaminnya.